cari saja

home

WeLLcOme To My MiNd

BuKa.... LiHaT....BaCa.....

Minggu, 30 Oktober 2011

MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF DENGAN MEDIA GAMBAR

1. Menulis Paragraf Deskriptif
Menulis paragraf deskriptif sebagai salah satu aspek kebahasaan sebenarnya sangat perlu dalam kehidupan sehari-hari. Menulis deskripsi tidak hanya karena tuntutan akademik saja, akan tetapi juga karena tuntutan kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari. Secara tidak langsung sebenarnya kita sering menulis paragraf deskriptif tentang sesuatu atau peristiwa. Ketika kita sedang jatuh cinta misalnya, kita sering menggambarkan orang yang kita taksir dengan pilihan kata yang tepat. Umumnya para pria akan memaparkan ciri-ciri spesifik gadis yang disukainya, misalnya tentang rambut, senyum, raut muka, kebiasaan, bentuk tubuh, dan lain sebagainya. Gambaran tentang semua ini sebenarnya adalah deskripsi yang memudahkan orang lain membayangkan profil obyek sesungguhnya.
Akan tetapi, ketika para siswa disuruh membuat paragraf deskriptif, umumnya mereka akan mengalami hambatan karena terbentur oleh sejumlah konsep dan aturan-aturan yang harus dipahami atau diataati. Siswa harus menulis paragraf deskriptif sesuai sistematika yang diberikan guru. Kadangkala contoh paragraf deskriptif yang diberikan juga sangat abstrak dan sama sekali tidak dikenal oleh siswa. Bagaimana mungkin siswa bisa membayangkan deskripsi pinguin misalnya, karena mereka jarang atau hampir tidak pernah melihat obyek atau gambar pinguin sesungguhnya. Lain halnya bila siswa ditugaskan membuat gambaran tentang kepala sekolah yang emosional, pasti dengan dengan cepat mereka akan dapat menulis paragraf deskriptif dengan gayanya sendiri.
Kendala dalam penulisan paragraf deskriptif sebenarnya dapat diatasi dengan bantuan alat media, misalnya media gambar. Kalau siswa ditugaskan membuat paragraf deskripsi tentang kucing misalnya, mereka pasti akan lebih mudah menyelesaikan paragraf tersebut apabila disediakan juga gambar kucing yang menarik. Siswa lebih mudah memaparkan gambaran atau segala seluk-beluk kucing karena adanya media yang tersedia. Siswa akan dengan mudah menggambarkan bentuk matanya, warna matanya, bentuk telinganya, bentuk kakinya, bentuk ekornya, kebiasaannya, makanannnya, tempat tinggalnya, tingkah-lakunya, dan seterusnya.
Penggunaan media gambar dalam pembuatan paragraf deskriptif sebenarnya sejalan dengan model pembelajaran konstekstual (contextual learning) yang berkembang saat ini. Media gambar secara tidak langsung telah “membawa” siswa ke dalam kehidupan/gambaran obyek/peristiwa sesungguhnya karena media gambar mampu mempresentasikan obyek/peristiwa yang sesungguhnya. Media gambar juga membantu siswa dalam menuliskan paragraf deskriptif apabila peristiwa/obyek yang akan digambarkan tidak tersedia di lingkungan siswa. Misalnya saja para siswa di Yogyakarta hendak menggambarkan kemacetan kota Jakarta, mereka pasti akan lebih mudah menuliskannya dalam paragraf deskriptif kalau tersedia gambar kemacetan kota tersebut.

2. Ciri-ciri Paragraf Deskriptif
Paragraf deskriptif sebagai salah satu jenis paragraf populer memiliki beberapa ciri. Ciri-ciri tersebut cukup membedakan paragraf tersebut dari jenis paragraf lainnya. Berikut ini adalah ciri-ciri paragraf deskriptif.
a. Menggambarkan sesuatu secara rinci, bagian demi bagian.
b. Menggunakan pola urutan tertentu.
c. Mengungkapkan pengalaman rasional atau pengalaman emosional, atau keduanya sebagai hasil penginderaan.
d. Berusaha menghadirkan sesuatu peristiwa atau hal tertentu di hadapan pembaca.

Agar peristiwa atau hal yang digambarkan semakin jelas dan terinci, maka penggunaan media, khususnya media gambar sangat direkomendasikan. Penggunaan media gambar akan cukup membantu siswa dalam menggambarkan peristiwa/hal yang dituliskannya.



2. Jenis Paragraf Deskripsi Berdasarkan Tujuannya
Menurut Keraf, berdasarkan tujuannya karangan deskripsi dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Deskripsi Sugestif
Deskripsi sugestif bertujuan menciptakan sebuah pengalaman pada diri pembaca. Dikatakan pengalaman karena berkenalan langsung dengan obyeknya. Pengalaman atas objek itu harus menciptakan sebuah kesan atau interpretasi. Sasaran deskriptif sugestif adalah dengan perantaran rangkaian kata-kata yang dipilih oleh penulis untuk menggambarkan ciri, sifat, dan watak dari obyek tersebut dapat diciptakan sugesti tertentu pada pembaca.

b. Deskripsi Ekspositoris atau Deskripsi Teknis
Deskripsi ekspositoris atau deskripsi teknis hanya bertujuan untuk memberikan identifikasi atau informasi mengenai obyeknya. Dengan demikian pembaca dapat mengenalnya bila bertemu atau berhadapan dengan obyek tadi.

3. Contoh-contoh Paragraf Deskriptif

Budi memang anak malas. Dia jarang mandi atau menggosok gigi. Akibatnya giginya tampak kuning dan mulutnya bau. Dia juga jarang mengganti baju yang dikenakannya. Dia juga pernah tidak mengganti bajunya selama tiga hari. Kamarnya penuh dengan sobekan kertas dan mainan yang berantakan. Setiap harinya dia hanya main layang-layang dan malas mengerjakan tugas. Pagi hari dia sering bangun kesiangan. Bahkan tidak jarang dia bangun pukul 07.30 sehingga dia sering terlambat ke sekolah. Dia bahkan pergi ke sekolah tanpa mandi dan menyisir rambut. Penampilannnya sungguh-sungguh mencerminkan pribadinya yang malas.



Berikut ini adalah contoh paragraf deskriptif dengan media gambar. Gambar tersebut diambil dari http://www.yogyes.com/, Potongan gambar ini memprersentasikan situasi Pantai Parangtritis Bantul Yogyakarta. Pantai Parangtritis.

Pantai Parangtritis sebagai salah satu daerah wisata di Yogyakarta merupakan daerah yang selalu dikunjungi oleh wisatawan domestik dan mancanegara. Keindahan Parangtritis seakan membius para wisatawan untuk datang ke sana. Parangtritis memiliki pasir yang putih bersih, udara yang sejuk, letaknya strategis, dan aman. Di sana-sini terhampar pondok-pondok warung tradisional tempat para wisatawan untuk menikmati hembusan angin serta makanan dan minuman kecil. Para pengelola warung dengan senyum bersahabat menawarkan makanan dan minuman dengan harga yang cukup bersaing. Penduduk setempat juga banyak menawarkan jasa penitipan kendaraan dan barang-barang lainnya. Ada juga yang menyewakan bendi sebagai transportasi alternatif untuk menyisiri pantai. Dengan ditemani oleh seorang pemandu, segala seluk-beluk Pantai Parangtritis akan semakin jelas kita tahu. Dalam setiap bendi bisa muat empat orang sehingga satu kelaurga bisa naik bendi bersama-sama untuk menikmati pemandangan alam.
Selain itu, banyak orang yang menjual layang-layang dengan harga terjangkau. Bentuk layang-layang sangat bervariasi baik dalam bentuk maupun ukuran. Ada layang-layang berbentuk pesawat, kuda, baju, dan bentuk-bentuk kreatif lainnya dengan warna yang beragam. Kita bisa berlomba bermain layang-layang walaupun hembusan angin tidak stabil. Kalau kita lupa membawa kamera, kita bisa meminta jasa fotografer untuk mengabadikan momen di Pantai Parangtritis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer