Serangga yang diberi nama tomcat saat ini memang sedang naik daun. Tomcat mengingatkanku saat aku pergi menemani siswa-siswi sekolah menengah pertama mengikuti lomba paduan suara di Semarang. Aku dan rombongan sekolah menginap disebuah losmen sederhana. Mengingat kondisi keuangan yang tidak memadai untuk menyewa kamar hotel yang kira-kira butuh lebih dari 10 kamar. Sesampainya di Semarang, kami langsung menuju tempat lomba untuk gladi bersih. Setelah itu, kami berencana untuk langsung beristirahat. Memang berjalanan dari Bandung ke Semarang cukup melelahkan bagi para pejuang suara.
Sesampainya di tempat penginapan, kami langsung menuju kamar masing-masing yang telah disiapkan oleh panitia. Awalnya, nyaman-nyaman saja hingga saat hampir tengah malam. Beberapa siswa menelpon pihak panitia meminta bantuan. Ada banyak serangga di kamar begitu katanya. Pihak panitia bergegas mendatangi kamar yang di maksud dan mendapati memang banyak serangga di sana. serangga yang mirip semut dengan dua warna ditubuhnya. Tubuhnya loncong dan agak naik ke atas pada ujung belakang tubuhnya. Ternyata, tidak hanya satu kamar yang bermasalah dengan serangga tersebut. Banyak kamar yang dilaporkan ada serangga di dalamnya.
Akhirnya pihak panitia memindahkan beberapa siswa ke kamar yang baru. Keadaan terasa aman tak ada dampak dari kejadian itu. Namun, ternyata dampaknya tidak terjadi langsung saat digigit melainkan, keesokan harinya. Saat selesai pertunjukan lomba, kami langsung bertolang ke Bandung. Keesokan harinya barulah banyak siswa yang mengeluhkan rasa gatal dan kulit melepuh (hampir seperti gejala herpes). Untunglah, penanganan yang sigap dari pihak sekolah dengan mendatangkan dokter alhi kulit ke sekolah tidak memperburuk kondisi. Beberapa hari setelah pemerikasaan oleh dokter siswa-siswa sembuh dan tidak berbekas.
Sesampainya di tempat penginapan, kami langsung menuju kamar masing-masing yang telah disiapkan oleh panitia. Awalnya, nyaman-nyaman saja hingga saat hampir tengah malam. Beberapa siswa menelpon pihak panitia meminta bantuan. Ada banyak serangga di kamar begitu katanya. Pihak panitia bergegas mendatangi kamar yang di maksud dan mendapati memang banyak serangga di sana. serangga yang mirip semut dengan dua warna ditubuhnya. Tubuhnya loncong dan agak naik ke atas pada ujung belakang tubuhnya. Ternyata, tidak hanya satu kamar yang bermasalah dengan serangga tersebut. Banyak kamar yang dilaporkan ada serangga di dalamnya.
Akhirnya pihak panitia memindahkan beberapa siswa ke kamar yang baru. Keadaan terasa aman tak ada dampak dari kejadian itu. Namun, ternyata dampaknya tidak terjadi langsung saat digigit melainkan, keesokan harinya. Saat selesai pertunjukan lomba, kami langsung bertolang ke Bandung. Keesokan harinya barulah banyak siswa yang mengeluhkan rasa gatal dan kulit melepuh (hampir seperti gejala herpes). Untunglah, penanganan yang sigap dari pihak sekolah dengan mendatangkan dokter alhi kulit ke sekolah tidak memperburuk kondisi. Beberapa hari setelah pemerikasaan oleh dokter siswa-siswa sembuh dan tidak berbekas.